5 Kasus Keganasan komodo liar
menyerang manusia
1.
Membuat sapu lidi, Haisa diterkam
komodo
Nasib nahas harus dialami seorang wanita
tua di sela-sela kesibukannya membuat anyaman sapu lidi di rumahnya di Pulau
Rinca Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur (NTT). Perempuan bernama
Haisa itu harus tunggang langgang menyelamatkan diri saat hewan buas itu
menerkamnya pada 9 Maret 2013 lalu.
Haisa yang setiap hari bekerja sebagai
pembuat sapu lidi di desanya itu mengisahkan, pada pukul 03.00 WITA dirinya
tengah sibuk membuat sapu lidi. Di tengah kesibukannya membersihkan daun kelapa
untuk dijadikan lidi, dia tidak mengira ada komodo di dekatnya.
"Kejadiannya sangat cepat. Tiba-tiba
dia (komodo) muncul dari balik tumpukan semen dan langsung menyerang saya. Dia
juga menggigit tangan kanan saya," aku Haisa.
Akibatnya pun nyaris fatal. Haisa mengaku
melihat ada tiga luka robek di telapak tangan kanannya karena digigit hewan
buas itu. "Kata dokter, pembuluh darah kecil di telapak tangan saya robek
digigit namun untungnya ada beberapa tetangga yang membantu saya melepaskan
diri dari komodo itu," kata wanita berusia 83 tahun ini sambil menambahkan
bahwa setelah itu dia dilarikan ke Puskesmas Labuhan Bajo.
2.
Kaki pemandu wisata nyaris ditelan
komodo
Pekerjaannya sebagai pemandu wisata di TNK
Manggarai Barat nyaris merenggut nyawa Marselinus Subanghadir. Betapa tidak,
Marselinus pada 23 Februari 2010 terpaksa diterbangkan ke RSUP Sanglah Denpasar
gara-gara digigit komodo.
Peristiwa mengerikan itu berawal saat
Marselinus bertugas menjadi pemandu wisata di Loh Buaya, sebuah tempat yang
dihuni belasan komodo di Pulau Rinca Taman Nasional Komodo pada Senin (22/2)
pukul 16.30 Wita.
"Kaki kanan Marselinus digigit komodo
saat dia turun dari tangga di dekat pos jaga. Sangat cepat sekali Komodonya
menerkam sampai-sampai dibuatnya kewalahan. Akibat gigitan itu, dia mengalami
luka robek lima centimeter di kakinya," kata Kepala TNK Tamen Sitorus.
Dia bilang, rata-rata orang tidak menyadari
kedatangan komodo dan Marselinus juga sama sekali tak sadar di bawah tangga ada
komodo. Meski begitu, Marselinus masih beruntung bisa melepaskan diri dan
diselamatkan rekan-rekannya di dalam ruang jaga.
3.
Tarzan pun nyerah saat duel lawan
komodo
Nama Tarzan dalam cerita film dikenal
sangat ditakuti oleh binatang apapun. Namun di dalam Taman Nasional Komodo,
ketenaran Tarzan ternyata kalah oleh seekor komodo, karena sosok Tarzan yang
ada di lokasi tersebut hanyalah seorang polisi hutan.
Tarzan terpaksa mengakui kehebatan komodo
saat dia menjadi polisi hutan di TNK. Dia harus menjalani perawatan intensif di
RSUP Sanglah, Denpasar karena terkena gigitan komodo pada Minggu (20/4) malam.
Peristiwa nahas yang menimpa pria berusia 47 tahun itu bermula saat dia sibuk
mempersiapkan makanan bagi rusa yang dipelihara di selatan TNK.
Saat menenteng makanan rusa menggunakan
ember itulah si-komodo dengan cepat mendekatinya. Tak butuh waktu lama, komodo
itu langsung menggigit betis Tarzan sampai membuatnya kritis dan harus dibawa
ke RSUP Sanglah Denpasar. "Pasien itu dirawat di Ruang Ratna nomor 212 B
sejak Senin (21/1) pagi," kata perawat yang enggan disebutkan namanya.
4.
Kaki petugas TNK jadi 'makanan empuk'
bagi komodo
Ini lagi-lagi cerita soal keganasan komodo
yang menyerang petugas TNK. Kali ini, Ahmad Main (50) dan Petu Usman Li (35)
harus berjibaku melawan serangan komodo berukuran dua meter lebih pada 6
Februari 2013 lalu. Keduanya merupakan polisi hutan yang lama bekerja di lokasi
itu.
Dua orang ini diterkam komodo saat lengah
bertugas. Keduanya ketika itu sedang di front office Loh Buaya. Namun sekitar
pukul 13.00 Wita seekor komodo berukuran besar menyerang mereka secara
tiba-tiba. Kepala TNK, Sustyo Iryono mengaku awalnya Ahmad Main sendirian di
front office Loh Buaya. Dia saat itu istirahat.
Namun tiba-tiba masuk seekor komodo yang
akhirnya membuat Ahmad panik dan ketakutan sehingga dia langsung naik ke atas
kursi sambil berteriak meminta tolong. Apesnya lagi, gerakan tiba-tiba itu
justru membuat komodo kian agresif dan langsung menyambar kaki kirinya.
"Belum sempat melompat lari kaki dia keburu digigit komodo. Setelah itu,
kita bawa dia ke Puskesmas Komodo," urainya.
5.
Selama 34 tahun, komodo terkam 24
orang
Sudah hidup sejak ribuan tahun silam tidak
membuat komodo kehilangan kegesitannya. Buktinya, selama 34 tahun lebih
menghuni obyek wisata Taman Nasional Komodo (TNK) hewan purba itu masih
'sukses' menerkam 24 wisatawan di lokasi itu.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai TNK Heru
Rudiharto pada 15 Oktober 2012 menyebut, dari 24 orang tersebut ada lima orang
di antaranya yang tewas. "Dan sisanya masih bisa ditolong. 24 orang yang
diserang komodo itu merupakan jumlah kumulatif sepanjang tahun 1974-2012 alias
selama 34 tahun terakhir," akuinya.
Mayoritas korban keganasan komodo berasal
dari warga lokal yang tengah lengah berlibur di situ. Mereka digigit saat
sedang kencing, berak, bermain maupun iseng-iseng berburu. Makanya, dia meminta
kepada setiap orang yang ada di lingkungan dekat TNK agar waspada karena komodo
bisa menyerang secara tiba-tiba.Kaki petugas TNK jadi 'makanan empuk' bagi
komodo
Ini lagi-lagi cerita soal keganasan komodo
yang menyerang petugas TNK. Kali ini, Ahmad Main (50) dan Petu Usman Li (35)
harus berjibaku melawan serangan komodo berukuran dua meter lebih pada 6
Februari 2013 lalu. Keduanya merupakan polisi hutan yang lama bekerja di lokasi
itu.
Dua orang ini diterkam komodo saat lengah
bertugas. Keduanya ketika itu sedang di front office Loh Buaya. Namun sekitar
pukul 13.00 Wita seekor komodo berukuran besar menyerang mereka secara
tiba-tiba. Kepala TNK, Sustyo Iryono mengaku awalnya Ahmad Main sendirian di
front office Loh Buaya. Dia saat itu istirahat.
Namun tiba-tiba masuk seekor komodo yang
akhirnya membuat Ahmad panik dan ketakutan sehingga dia langsung naik ke atas
kursi sambil berteriak meminta tolong. Apesnya lagi, gerakan tiba-tiba itu
justru membuat komodo kian agresif dan langsung menyambar kaki kirinya.
"Belum sempat melompat lari kaki dia keburu digigit komodo. Setelah itu,
kita bawa dia ke Puskesmas Komodo," urainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar